Basic Information

Surname: Clara June Jaenasavamethee
Nickname: Clara, June
Height:170 cm
Born:Bangkok, April 19th, 2000
Nationality:Thailand
Hobbies:Membaca buku, mendengarkan musik klasik, mengobrol atau berdiskusi

Personality

  • Periang

  • Mudah bergaul

  • Humoris

  • Disiplin

  • Membantu orang lain merupakan caranya untuk bahagia

  • Kehidupan adalah milik bersama semua makhluk

Likes and Dislikes

LIKESDISLIKES
Buku, taman, kopi, suasana kota saat hujan sore hariOrang yang ikut campur dalam urusannya, ditegur di depan umum

07 Desember 2000, Bangkok, Thailand

Seorang anak laki-laki mengetuk pintu rumah dengan menyebutkan "Trick or treat?" is mengulangi hal yang sama sebanyak 3 kali. Pintu rumah tersebut terbuka seorang wira menghampiri anak kecil tersebut dan tersenyum lalu menyetarakan tubuhnya dengan sang anak.

"Kamu sangat terlambat, Dion." Tutur yang punya rumah tersebut
"Aku mendingin, lalu aku ketiduran karena meminum obat dan aku baru saja terbangun." Jawab sang anak yang tengah berada di ambang pintu itu
"Baiklah, sebentar." Sang wira pun masuk ke dalam rumah untuk mengambil permen dan memasukkan ke dalam keranjang sang anak yang berasmakan Dion. "Cepat pulang"
"Terima kasih, Mr. Jae”
"Sama-sama"

Sang anak kecil berjalan meninggalkan kediaman Tuan Jae setelah mendapatkan permen. Tuan Jae pun kembali masuk ke dalam rumahnya hingga ia menyadari beberapa orang telah memasuki rumahnya. Tuan Jae berusaha untuk melawan. Namun, serangan terus saja menghadangnya sehingga ia pun babak belur. Suara tangisan bayi membuat pertarungan terhenti namun itu hanyalah sebuah rekaman hal itu semakin membuat orang yang bertopi hitam geram kepada Tuan Jae.

"Dimana Clara?"
"Bunuh aku! Biarkan istri dan anakku Clara hidup bahagia. Ini permintaan terakhir ku sebagai temanmu, Leon"
"Aku tidak datang untuk mendengar permintaan terakhir kau"

Sang wira yang berasmakan Leon tersebut memberi isyarat kepada anak buahnya untuk membunuh Tuan Jae dengan seketika jarum suntik yang berisi cairan mematikan menancap di leher Tuan Jae. Tuan Jae seketika tersungkur dan meninggal ditempat.


07 Februari 2007

"Clara, jangan lupa sarapan dan minum vitamin" seru sang puan yang tengah mengoleskan selai pada roti di tangannya
"Mom, sampai kapan aku harus begini? Aku ingin sekolah dan bersosialisasi seperti manusia lainnya." Tanya Clara sembari memakan roti yang diberikan oleh sang puan.

Mendengar pertanyaan itu membuat sang puan hanya terdiam membisu dan teringat akan kenangan masa lalu sewaktu Clara kecil.

"Aaaaggghhhh" Clara berjalan meninggalkan ruang makan dan menuju ke hutan belakang rumah. Ia tak tahu harus kemana lagi ingin berbagi cerita.

🏡 Clara

Sang puan yang dipanggil mom oleh Clara, asyik merajut sebuah sweater untuk sang anak. Tanpa ia sadari beberapa orang yang serba hitam mengepung rumah nya, ketika pintu rumah di dobrak sang puan terkejut dengan kedatangan mereka.

"Dimana dia?"
"Jangan sakiti anakku Clara, bunuh saja aku. Kalian tidak akan ku biarkan mengambil nya."
"Banyak bicara"

Dengan tenaga yang ada sang puan mencoba untuk melawan orang-orang serba hitam tersebut. Namun, na'as mereka terlalu kuat untuk dilawan sendirian. Sang puan mencoba melawan dengan sinar UV sehingga membuat orang-orang tersebut kesakitan. Hal itu tidak berlangsung lama sang puan kini tersungkur lemah.

Clara berjalan menuju rumah untuk memberikan mahkota dari akar pohon yang ia buat selama ia berada di hutan untuk sang ibu. Ia pun tersenyum ketika membayangkan sang ibu memakai mahkota tersebut dikepalanya. Setiba di rumah ia kaget dengan kondisi rumah yang berantakan dan melihat sang ibu tersungkur lemah di lantai. Clara segera menghampiri sang ibu.

"Mom, apa yang terjadi?" Tanya Clara sembari mengelus rambut sang ibu
"Kamu bawa sweater itu dan pergi tinggalkan momi lalu bakar rumah ini" titah sang puan dengan menatap anak semata wayangnya
"Hah? Kenapa mom?"
"Lakukan cepat nak, momi tidak ingin mereka mengetahui keberadaan mu. Jangan lupa ambil di belakang lukisan dalam kamar mu sebuah kamera di sana."

Dengan berat hati Clara berjalan menuju kamar nya dan mengambil sebuah kamera yang berada di belakang lukisan tersebut. Lalu ia pun mengambil sebuah sweater yang berwarna merah maroon di kursi serta vitamin yang biasa ia konsumsi agar tetap menjadi manusia pada umumnya. Setelah semua itu dilakukan ia menuruti permintaan sang ibu, "Mom, aku janji akan membalas mereka."

"Makasih sayang. Cepat lakukan sebelum mereka datang."
"Aku buatkan ini untuk momi dan aku pengen momi memakainya." tutur Clara sembari memasangkan mahkota yang ia buat ke kepala sang ibu.

Sang puan pun tersenyum bahagia dan meneteskan air mata. "Terima kasih sayang, momi dan Dady menyayangi mu. Cepat lakukan yang momi pinta ya"

Untuk terakhir kalinya Clara mencium kepala sang ibu dan meninggalkan sang ibu di dalam rumah lalu membakar rumah tersebut. Clara terus meneteskan air mata melihat sang ibu yang berada di dalam rumah. Ia pun menuruti permintaan sang ibu dengan cepat ia meninggalkan lokasi tersebut.

08 November 2020

Pagi itu Clara mendapatkan sebuah surat yang berisi, "Diberitahukan kepada Saudari Clara untuk segera mengurus surat perpindahan rumah ke apartement yang berada di dekat rumah sakit."

Ia bukan memilih pergi ke apartement melainkan ke bandara untuk melakukan penerbangan ke Montana guna melanjutkan study nya di sebuah Academy ternama di Montana tersebut.

Setibanya di Montana ia memilih untuk berdiam diri agar terhindar dari Strigoi dan vampire jahat yang mengincarnya. Bulan telah berganti membuat ia memberanikan diri untuk mendaftarkan diri di sekolah yang ia impikan sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di Montana.

Vladimir Academy akan kan ia selamat sampai ia lulus dari academy tersebut atau ia harus berhenti di tengah jalan?


  • Clara masuk ke Academy dan lulus lalu bertemu dengan seorang pria yang ia sebut dengan sahabat

  • Clara terus belajar giat agar nilai tetap bagus dan menjadi kebanggaan untuk dirinya sendiri

  • Clara lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan ia pun meninggalkan Montana.